Selasa, 16 Juni 2009

AT 89C51

Gb. Pemasangan Kristal Pada AT 89C51/52







AT 89C51

Apabila Dalam Praktikum Pemrograman Mikrokontroller Kita Menggunakan IC Mikro Seri AT 89C51 Dan Juga Software Menggunakan MIDE51 / ASM51 Dan Downloadernya Menggunakan EzDownloader Maka Langkah-Langkah Untuk Pemrogramannya & Pengkompailannya Sbb :

NOTEPAD
- Bila Penulisan Perintah / Data Pada Editor Notepad, Kemudian Simpanlah Data tsb Sbg “ FILE “ Dg Ekstensi “.asm”. Kemudian Dikompilasi Menggunakan “ asm 51 “ Yg Akan Menghasilkan file “ HEX “ & “ LST “.
- Dalam Pemberian Sebuah Nama File Tidak Boleh Lebih Dari 8 Karakter / Huruf.
- Untuk Melihat Data Yg ERROR Dapat Dilihat Pada File “ LST “.
- Untuk Download Program Dg Memakai File “ HEX “.

M – IDE 51
- Bila Penulisan Perintah / Data Pada Program “ M – IDE Studio For MCS 51 " Untuk Membuat Dokumen Yg Baru Kita Tinggal Meng – KLIK FILE Kemudian Pilih “ NEW “.
- Setelah Menulis Program, Simpanlah Program tsb DenganEkstensi “ . asm “ Kemudian Program Dikompilasi Dengan Cara Meng – KLIK Menu “ BUILD “ & Pilih ” BUILD “ Yg Akan Menghasilkan File “ HEX ” & “ LST ”.
- Dalam Pemberian Sebuah Nama File Tidak Boleh Lebih Dari 8 Karakter / Huruf.
- Untuk Melihat Data Yg ERROR Dapat Dilihat Pada File “ LST “.
- Untuk Download Program Dg Memakai File “ HEX “.

REGULATOR TEGANGAN

Voltage Regulator

Gb. PIN Regulator 78xx & 79xx
LM 78xx
REGULATOR TEGANGAN POSITIF Dengan 3 TERMINAL
( 3 Terminal Positive Voltage Regulator )


Seri LM 78xx Adalah Regulator Dengan 3 Terminal, Dapat Diperoleh Dengan Berbagai Tegangan Tetap. Tegangan-Tegangan yang Diperoleh dari padanya Memungkinkan Regulator Untuk Dipakai Dalam :
1. Sistem-Sistem Logika.
2. Instrumentasi.
3. HiFi
4. Kelengkapan Elektronik-Elektronik yang Lainnya.

Meskipun Semula Dirancang Sebagai Regulator Tegangan Tetap, Namun Akan Dapat Juga Diperoleh Tegangan-Tegangan & Arus-Arus yang Dapat Disetel Dengan Tambahan Komponen Eksternal.
Seri LM 78xxC Dapat Diperoleh Dalam Kemasan TO-3 Aluminium, yang Boleh Mengeluarkan Arus Lebih Dari 1,0 A Asalkan Dilengkapi Dengan Pembenam Panas ( Heat Sink ). Disertai Pula Pembatas Arus Guna Membatasi Arus Keluaran Puncak Pada Harga yang Aman & Juga Dilengkapi Pengamanan Bagi Daerah Aman Untuk Transistor Akhir Guna Membatasi Borosan ( Disipasi ) Daya Intern.

Gb. PIN IC Regulator LM 317 T



LM 317 Adalah Sebuah Regulator Tegangan Positif yang Dapat Disetel / Seting yang Memiliki 3 Terminal & Mampu Untuk Mencatu Lebih Dari 1.5 A Pada Tegangan Keluaran Dalam Jangkah Antara 1.2 – 37 V.
LM 317 Mudah sekali Digunakan & Hanya Memerlukan Dua Resistor Ekstern Guna Menentukan Tegangan Keluarannya ( Output ). Selain itu, Peregulasian Beban Maupun Peregulasian Jaringan Adalah Lebih Baik Dari Regulator-Regulator Tetap yang Standar. Selain Kelebihan Terhadap Regulator-Regulator Tetap tsb, Seri LM 317 Menyediakan Pengamanan Penuh Terhadap Pembebanan Lebih yang Dapat Diselenggarakan Hanya Dalam IC.

Pada Chip itupun termasuk pula :
1. Pembatas Arus.
2. Pengamanan Terhadap Pembebanan Lebih Termik.
3. Juga Pengamanan Bagi Daerah Pengaman.

Semua Rangkaian-Rangkaian Pengamanan Tetap Berfungsi Penuh, Meskipun Terminal Penyetel Ditinggalkan. LM 317 Ditarifkan Untuk Dioperasikan Pada Suhu 0 – 125 oC.


Untuk Mencari Vout Pada Power Supply Yang Menggunakan IC Regulator LM 317 Dapat Kita Hitung Menggunakan Rumus Sbb :

Vout = 1,25 ( R2 / R1 + 1 )

Senin, 15 Juni 2009

HOBY Bloger


TEKNIK DASAR BERMAIN BULU TANGKIS
Teknik Dasar
Apabila bercita-cita ingin menjadi pemain bulutangkis elite atau berprestasi, maka harus menguasai bermacam-macam dasar bermain bulutangakis dengan benar. Oleh karena itu, hanya dengan modal berlatih tekun, disiplin, terarah dibawah bimbingan pelatih yang berkualifikasi baik, dapat menguasai berbagai teknik dasar bermain bulutangkis secara benar pula.
Namun, agar bisa bermain bulutangkis, seorang pemain harus bisa memukul kok, baik dari atas maupun dari bawah. Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah Servis, Lob, Dropshot, Smes, Netting, Underhand, dan Drive. Kesemua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan Grip dan Footwork yang benar.
Buku ini mengajarkan dasar-dasar petunjuk praktis jenis pukulan di atas.
1.
Pegangan Raket (Grip)
Bulutangkis dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan seseorang.
Salah satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah Pegangan Raket. Menguasai cara dan teknik pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket salah dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan Raket yang Benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dalam permainan bulutangkis.
Cara Pegangan Raket yang Benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).
Jenis Pegangan RaketPada dasarnya, dikenal beberapa cara pegangan raket. Namun, hanya dua bentuk pegangan yang sering digunakan dalam praktek, yaitu cara memegang raket Forehand dan Backhand. Semua jenis pukulan dalam bulutangkis dilakukan dengan kedua jenis pegangan ini.
Dua macam cara memegang raket di atas, pada kenyataannya digunakan secara bergantian sesuai situasi dan kondisi permainan. Untuk tahap awal para pemula biasanya diajarkan cara memegang forehand terlebih dahulu, kemudian baru backhand.
Pada akhirnya untuk pemain yang sudah terampil akan terlihat pegangan raketnya hanya satu grip. Ini terjadi karena pergeseran pegangan tangan dari forehand ke backhand dan sebaliknya hanya sedikit dan terjadi secara otomatis.
Pegangan raket yang benar, dan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya kok. ini berarti, telah menggunakan tenaga secara lebih efisien namun efektif. ltulah sebabnya, sejak dini peserta latih harus membiasakan memukul kok dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan (tenaga pecut).

Cara Memegang Raket Forehand
1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti "jabat tangan". Bentuk "V" tangan diletakkan pada bagian gagang raket.
2. Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari telunjuk agak terpisah.
3. Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.

Cara Memegang Raket Backhand
Untuk backhand griop, geser "V" tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.
Cara LatihanSebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.
3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
4. Memukul bola (kok) ke tembok.
5. Bouncing ball.
Kesalahan Yang Terjadia. Memegang raket dengan menggenggam, jari-jari rapat dan sejajar.b. Posisi "V" tangan berada pada bagian grip raket yang lebar.
2. Footwork
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi balk, seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau footwork-nya tidak teratur.
3. Sikap dan Posisi
Sikap dan Posisi Berdiri di LapanganSikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.
2. Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya.
3. Kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan, sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.
4. Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunnya) raket berada lebih tinggi dari kepala.
5. Senantiasa waspada dan perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.
Sikap dan Tahap Kerja Langkah Kaki Sikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis, sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain. Ini sebagai syarat untuk meningkatkan kualitas ketrampilan memukul kok.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Senantiasa berdiri dengan sikap dan posisi yang tepat di atas Iapangan.
2. Lakukan gerak Iangkah ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri pada saat memukul kok, sambil tetap memperhatikan keseimbangan tubuh.
3. Gerak Iangkah sambil meluncur cepat, sangat efektif sebagai upaya untuk memukul kok.
4. Hindari berdiri dengan telapak kaki di lantai (bertapak) pada saat menunggu datangnya kok, atau pada saat bergerak untuk memukul kok.

4. Hitting Position
Posisi memukul bola atau kerap disebut Preparation. Waktu sekian detik yang ada pada masa persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Karena itu posisi persiapan ini sangat penting dilakukan dengan balk dalam upaya menghasilkan pukulan berkualitas.

Hal yang perlu diperhatikan:
a. Overhead (atas) untuk right handed- Posisi badan menyamping dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kiri. Pada saat memukul bola harus terjadi perpindahan beban berat badan dari kaki kanan ke kaki kiri.- Posisi badan harus selalu berada di belakang bola yang akan dipukul.
b.Untuk pukulan underhand (bawah) net- Posisi memukul adalah kaki kanan selalu berada di depan dan kaki kiri di belakang.- Lutut kaki kanan dibengkokkan, sehingga paha bagian bawah agak turun. Kerendahannya sesuai dengan ketinggian bola yang akan dipukul. Sedangkan saat bola dipukul posisi kaki kiri harus tetap berada di belakang dan hanya bergeser ke depan sedikit.
c. Untuk footwork maju-mundur

Cara Latihan
1. Dari tengah ke depan; sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai dengan kaki kiri kemudian kanan.
2. Dari tengah ke belakang.
3. Dari depan ke belakang dan sebaliknya.

Kesalahan yang Terjadi
1. Pada Ready Position, tumpuan kaki tidak berada di bagian depan atas kaki. Akibatnya reaksi menjadi lambat.
2. Posisi lutut lurus, tidak bengkok.
3. Pada posisi memukul kaki dan badan sejajar dengan net. Akibatnya pukulan tidak kuat.
4. Pada posisi underhand, kaki kiri berada di depan, keseimbangan kaki tidak ada dan sulit mengarahakan bola dengan tepat.5. Lutut / paha tidak turun, jangkauan kurang, lambat kembali ke bagian tengah lapangan.

5. Service (Service)
Dalam aturan permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik.
Namun, banyak pelatih, juga pemain tidak memberikan perhatian khusus untuk melatih dan menguasai teknik dasar ini. Oleh karena itu, sikap tersebut merupakan kekeliruan besar. Kita mengetahui bahwa angka / poin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar.
Dalam permainan bulutangkis, Ada Tiga Jenis Servis yaitu Servis Pendek, Servis Tinggi, dan Flick atau Servis Setengah Tinggi. Namun, biasanya servis digabungkan ke dalam jenis atau bentuk yaitu Servis Forehand dan Backhand. Masing-masing jenis ini bervariasi pelaksanaanya sesuai dengan situasi permainan di lapangan.

Servis Forehand :
a. Servis Forehand Pendek-
Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan Anda.- Cara latihannya adalah menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.
b. Servis Forehand Tinggi-
Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.- Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.- Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai.- Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak peralihan titik berat badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan harmonis.- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat mengusai teknik servis forehand tinggi dengan sebalik-baiknya.

Servis Backhand :
Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan. Dan kok sedapat mungkin melayang retatif dekat di atas jaring (net).
Oleh karena itu, jenis servis ini kerap digunakan oleh pemain ganda.
1. Sikap berdiri adalah kaki kanan di depan kaki kiri, dengan ujung kaki kanan mengarah ke sasaran yang diinginkan. Kedua kaki terbuka selebar pinggul, lutut dibengkokkan, sehingga dengan sikap seperti ini, titik berat badan berada di antara kedua kaki. Jangan lupa, sikap badan tetap rileks dan penuh konsentrasi.
2. Ayunan raket relatif pendek, sehingga kok hanya didorong dengan bantuan peralihan berat badan dari belakang ke kaki depan, dengan irama gerak kontinu dan harmonis. Hindari menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan, karena akan mempengaruhi arah dan akurasi pukulan.
3. Sebelum melakukan servis, perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan, sehingga dapat mengarahkan kok ke sasaran yang tepat dan sesuai perkiraan.
4. Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang banyak dan berulang-ulang tanpa mengenal rasa bosan, sampai dapat menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan utuh dan baik/sempurna.

Selain itu, perlu diperhatikan adanya peraturan servis. Berikut aturan bagaimana melakukan servis yang salah dan benar.

Servis yang Salah :
1. Pada saat memukul bola, kepala (daun) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip raket.
2. Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket lebih tinggi dari pinggang.
3. Posisi kaki menginjak garis tengah atau depan.
4. Kaki kiri melakukan langkah.
5. Kaki kanan melangkah sebelum kok dipukul.
6. Rangkaian mengayun raket dan memukul kok tidak boleh terputus.
7. Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul.

Servis yang Benar :
1. Pada saat memukul, tigngi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.
2. Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.
3. Kaki kiri statis.
4. Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah.
5. Rangkaian mengayun raket, harus dalam satu rangkaian.6. Penerima servis bergerak sesaat setelah servis dipukul.

6. Pengembalian Service
Teknik pengembalian servis, sangat penting dikuasai dengan benar oleh setiap pemain bulutangkis. Arahkan kok ke daerah sisi kanan dan kiri lapangan lawan atau ke sudut depan atau belakang lapangan lawan. Prinsipnya, dengan penempatan kok yang tepat, lawan akan bergerak untuk memukul kok itu, sehingga ia terpaksa meninggalkan posisi strategisnya di titik tengah lapangannya.
1. Dalam permainan tunggal, sebaiknya servis lob lawan dikembalikan dengan teknik pukulan keras dan tinggi ke salah satu sudut bagian belakang lapangan lawan, atau dengan teknik "pukulan pendek" (drop pendek) ke sudut depan lapangan lawan.
2. Hindari melakukan "smes keras", tatkala berdiri pada posisi di bagian belakang lapangan sendiri. Oleh karena, posisi pada saat itu kurang menguntungkan, apabila smes dapat dikembalikan dengan penempatan yang akurat atau terarah oleh pemain lawan.
3. Dalam permainan ganda, seharusnya kok dipukul terarah cepat, dan arah pukulan senantiasa menukik jatuh ke lapangan lawan atau ke bagian tubuh lawan.

7. Underhand (Pukulan dari Bawah)
Jenis pukulan ini dominant digunakan dalam permainan bulutangkis. Seperti halnya teknik dasar "pukulan dari atas kepala", untuk menguasai teknik dasar ini, pertama-tama, harus trampil berlari sambil melakukan langkah lebar, dengan kaki kanan berada di depan kaki kiri untuk menjangkau jatuhnya kok.
Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.
Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.

Fungsi pukulan dasar ini antara lain:
- Untuk mengembalikan pukulan pendek atau permainan net lawan.
- Sebagai cara bertahan akibat pukulan serang lawan. Dalam situasi tertekan dalam permainan, harus melakukan pukulan penyelamatan dengan cara mengangkat kok tinggi ke daerah belakang lapangan lawan.
- Pukulan dasar ini dapat dilakukan dengan teknik pukulan Forehand dan Backhand.

Cara berlatih yang efektif untuk menguasai teknik dasar ini, adalah menciptakan suasana berlatih bersama tim dengan memukul kok yang diarahkan relatif jauh dari jangkauan. Berlatihlah dengan tekun dan selalu mengevaluasi sendiri kesalahan yang dilakukan, agar tidak diulangi lagi.

Ada dua jenis pukulan underhand:
1. Clear Underhand, pukulan atau dorongan yang diarah kan tinggi ke belakang.
2. Flick Underhand, pukulan atau dorongan mendatar ke arah belakang.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket forehand untuk underhand forehand, dan pegangan backhand untuk underhand backhand.
2. Pergelangan tangan agak bengkok ke belakang, siku juga agak bengkok.
3. Sambil melangkahkan kaki kanan ke depan, ayunkan raket ke belakang lalu pukul bola dan pada saat perkenaan bola, posisi tangan lurus.
4. Bola dipukul kira-kira dekat kaki kanan bagian luar.5. Posisi akhir raket sesuai arah bola.
Cara LatihanUntuk tahap pemula, umpan dengan lemparkan banyak bola. Untuk koordinasi pukul bola sambil melangkah kaki kanan.

8. Overhead Clear / Lob
Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena teknik pukulan lob ini banyak kesamaannya dengan teknik smes dan dropshort. Pukulan overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.

Ada dua jenis overhead lob :
1. Deep lob/Clear, bolanya tinggi ke belakang.
2. Attacking lob/Clear, bolanya tidak terlalu tinggi.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand, pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kiri dan pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus diupayakan selalu bera di belakang bola.
4. Bola dipukul seperti gerakan melempar.
5. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus. Posisi akhir raket mengikuti arah bola, Ialu dilepas, sedang raket jatuh di depan badan.
6. Lecutkan pergelangan (raket) saat kena bola.

Cara Latihan
1. Untuk para pemula yang baru belajar, sebaiknya pertama-tama latihan dengan cara mengumpan mereka dengan lemparan bola. Tujuannya supaya timing memukul bisa diperoleh. Untuk mempermudah, bisa digunakan hitungan (1. Posisi siap; 2. Ayunkan; 3. Pukul).
2. Untuk alat bantu guna membiasakan gerakan dan memperoleh timing memukul yang pas, gunakan gantungan kok yang bisa diatur ketinggiannya.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Posisi preparation sama dengan overhead biasa.
2. Karena, biasanya bola berada jauh di belakang kepala kita, untuk menjangkaunya, pertama badan diputar yaitu dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang, lalu lompatkan kaki kanan sambil badan dan raket diputar untuk menjangkau kok yang berada di belakang kepala, sehingga terjadi perpindahan berat badan.
3. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu, di bagian depan kaki (agak berjingkat), badan harus condong ke depan.

9. Round The Head Clear / Lob / Drop / Smash
Round The Head Clear / Lob / Drop / Smash Adalah Bola Overhead (di atas) yang dipukul di bagian belakang kepala (samping telinga sebelah kih). Dibanding dengan overhead yang biasa, pukulan di belakang kepala ini relatif lebih sulit. Karena untuk bisa melakukan pukulan (teknik) ini diperlukan ekstra kekuatan kaki, kelenturan, footwork yang balk, dan koordinasi. Biasanya pukulan ini dilakukan secara terpaksa karena untuk melakukannya harus dengan pukulan backhand.

10. Smash
Smash Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smes adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras, laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis.
Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).
Oleh karena itu pukulan smes dapat berbentuk:
1. Pukulan smes Penuh
2. Pukulan smes potong
3. Pukulan smes backhand
4. Pukulan smes melingkar atas kepala

Teknik pukulan smes tersebut secara bertahap setiap pemain harus menguasainya dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan kualitas permainan.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Biasakan bergerak cepat untuk mengambil posisi pukul yang tepat.
2. Perhatikan pegangan raket.
3. Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut dibengkokkan dan tetap berkonsentrasi pada kok.
4. Perkenaan raket dan kok di atas kepala dengan cara meluruskan lengan untuk menjangkau kok itu setinggi mungkin dan pergunakan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok.
5. Akhiri rangkaian gerakan pukul itu dengan gerak Ian-jut ayunan raket yang sempurna ke depan badan.

11. Dropshot (Pukulan Potong)
Dropshot (Pukulan Potong) Adalah pukulan yang dilakukan seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot (pukulan potong) yang balk adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda.
Karakteristik pukulan potong ini adalah, kok sentiasa jatuh dekat jaring di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.
Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smes. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan kok pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum perkenaan raket dan kok, yang menyebabkan lawan terlambat mengatisipasi dan bereaksi atas datangnya kok secara mendadak.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand. Pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net, posisi kaki kanan berada dibelakang kaki kiri. Pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus selalu diupayakan berada di belakang bola.
4. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus, menjangkau bola dan dorong dengan sentuhan halus.
5. Untuk arah forehand lawan, pukul bagian Iengkungan bola sebelah kanan dan lengkung kiri bola untuk tujuan backhand.
6. Posisi akhir raket mengikuti arah bola.Biasakan bergerak cepat mengambil posisi pukul yang tepat di belakang kok.
7. Perhatikan gerak langkah dan keseimbangan badan pada saat dan setelah memukul kok.
8. Kok harus dipukul dengan sikap lengan lurus dan hanya menggunakan tenaga kecil.
9. Pukulan potong ini mengandung aspek kehalusan gerak dan gerak tipu.

12. Netting
Netting Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin ke net, dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.
Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini. Pegang raket dengan jari-jari tangan (ruas jari tangan), pergelangan tangan tetap rileks, posisi kepala (daun) raket sejajar dengan Iantai pada saat perkenaan raket dan kok yang harus diperhatikan selama proses pukulan jaring berlangsung. Di samping itu sikap dan posisi kaki tumpu harus tetap kokoh menapak di Iantai, dengan lutut kanan dibengkokkan, sehingga tidak terjadi gerakan tambahan yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket forehand untuk forehand net dan backhand untuk backhand samping net.
2. Siku agak bengkok dan pergelangan ditekuk sedikit ke belakang.
3. Pada saat memukul, kaki kanan berada di depan dan bola dipukul pada posisi setinggi mungkin.
4. Sesaat sebelum perkenaan bola, buat tarikan kecil dan pergelangan tangan. Pukul bola pada bagian lengkung kanan dan kiri sampai pada bagian bawah bola. Akhir kepala raket menghadap atau sejajar dengan langit-langit.

Cara Latihan
1. Berdiri kira-kira dua langkah dari jaring sambil memegang raket.
2. Penyaji melemparkan kok berturut-turut ke daerah jaring dan Anda berusaha memukul kok itu.
3. Lakukan latihan ini di sisi kanan dan kiri secara bergantian.
4. Tingkatkan faktor intensitas dan kesulitan latihan dengan cara sambil bergerak.
5. Arah dan sasaran pukulan dapat berbentuk lurus, silang atau dengan cara mendorong kok itu ke berbagai arah.

13. Return Smash
Return Smash Adalah pukulan yang lebih identik dengan pola pertahanan. Namun demikian pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.

Jenis-jenis pengembalian smash:
1. Pengembalian pendek, yaitu pengembalian dimana bolanya jatuh dekat net. Banyak terjadi pada permainan tunggal. Tujuannya untuk memaksa lawan berlari jauh.
2. Pengembalian drive (mendatar),lebih banyak dilakukan pada permainan ganda. Tujuannya untuk tidak memberi kesempatan lawan melakukan serangan.
3. Pengembalian panjang, yaitu pengembalian bola ke arah belakang lagi. Pukulan ini blasanya hanya bisa dilakukan oleh pemain yang sudah trampil dan mempunyai pergelangan tangan kuat.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Posisi siap (stand), lihat keterangan dibagian footwork.
2. Untuk pengembalian dari forehand, apabila dekat biosa dilakukan dengan satu langkah kaki kanan, tatapi apabila jauh, mungkin perlu dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kiri.
3. Untuk pengembalian backhand, apabila dekat bisa dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kiri. Tetapi , aapbila jauh mungkin perlu dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kanan.

14. Backhand Overhead
Pukulan ini bisa dlkategorikan paling sulit, terutama bagi pemain pemula. Karena secara biomekanik teknik pukulan ini selain menuntut koordinasi anggota badan yang sempurna, juga penguasaan grip dan timing yang tepat. Tanpa ketiga hal tersebut, tenaga besar sekalipun tidak bisa menghasilkan kualitas pukulan yang baik.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Lakukan posisi slap dengan posisi raket di tangan.
2. Putar badan, dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang kiri. Lutut dan siku kanan agak bengkok.
3. Rangkaian memukul mulai dari mengayunkan raket (siku ke dekat ketiak) dorong dengan pinggang dan siku menjadi lurus. Gerakan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan.
4. Cara kedua, rangkaian pukulan di atas (No.3) bisa dilakukan sambil melangkahkan kaki kanan, lalu ayun raket. Kaki kanan sudah mendarat pada saat bola dipukul.

Cara Latihan
Latih dahulu gerakan tanpa bola . Untuk mempermudah bisa digunakan alat bantu, yaitu gantuingan kok setinggi timing seorang atlit

15. Drive
Drive Adalah pukulan cepat dan mendatar banyak digunakan dalam permaianan ganda. Tujuannya untuk menghindari lawan menyerang atau sebaliknya memaksa lawan mengangkat bola dan berada pada posisi bertahan. Pukulan ini menuntut ketrampilan grip, reflek yang sepat dan kekuatan pergelangan tangan. Pukulan ini akan diajarkan lebih jauh pada tahap selanjutnya.

Sebagai Dasar Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket dengan satu grip/cepat berpindah.
2. Selain kekuatan bahu, gunakan "lecutan" pergelangan pada saat bola dipukul.

Cara Latihan
1. Gunakan raket yang lebih berat atau botol berisi pasir untuk melatih kekuatan pergelangan tangan.
2. Latih reflek pukulan drive kiri/kanan ke tembok.

16. Variasi Stroke / Taktik Permainan
Setelah seorang atlit berhasil menguasai cara memegang raket, menguasai footwork, dan seluruh tekni dasar (basic stroke) dengan baik, maka selanjutnya dapat membuat variasi pukulan. Dengan kata lain, pada satu jenis posisi yang baik dapat melakukan beberapa pilihan pukulan. Misalnya pukulan overhead, selain lob dengan sedikit mengubah grip dan arah raket/putaran raket, bisa melakukan pada posisi underhand yang baik, selain melalukan netting bisa juga melakukan flick.
Penguasaan pukulan dasar dan variasi akan terasa sekali manfaatnya pada saat mulai bermain dalam game (hitungan). Berpikirlah menggunakan taktik apa agar bisa mematikan lawan dan memenangkan pertandingan. Berikit adalah beberapa tips dan taktik permainan.

TUNGGAL
Pada permainan tunggal, bisa dikatakan berada di atas angin apabila selalu bisa:
1. Melakukan pukulan dengan posisi selalu berada di belakang bola.
2. Sudah berada di tengah lapangan sebelum lawan memukul bola.
3. Sebaliknya berusaha untuk cepat berada pada posisi memukul sebelum lawan kembali ke tengah. Dalam posisi ini artinya siap melakukan serangan yang mematikan.

Untuk bisa melakukan ketiga hal di atas, Pemain harus memillki footwork yang teratur dan cepat. Dan gerakan-gerakan yang cepat itu bisa berlangsung untuk jangka waktu lama maka diperlukan stamina yang memadai. Karenanya, footwork yang cepat, teratur, dan stamina yang kuat menjadi faktor yang dominan diperlukan seorang pemain tunggal.

GANDA
Permainan ganda memllikl tuntutan yang agak berbeda dengan tunggal. Seorang pemain yang Footwork-nya kurang baik tetapi memiliki kecepatan dan reflek pukulan serta power yang besar, bisa menjadi pemain ganda yang baik.
Walaupun penguasaan pukulan dasarnya sama dengan tunggal, tetapi seorang pemain tunggal yang baik belum tentu bisa menjadi pemain ganda yang baik. Karena permainan ganda memiliki jenis pukulan yang khusus. Pukulan cepat seperti drive, smash, return smash, serve, dan wiping (menyapu) adalah jenis pukulan yang wajlb dan harus dikuasi dengan trampll.
Dalam permainan ganda ada filosofi yang berbunyi "Siapa yang bisa menyerang lebih dahulu dia akan menang". Filosofi Ini rata-rata dipegang oleh setiap pemain ganda. Ini terlihat dalam karakter permainan ganda sekarang ini yang menganggap bahwa pertahanan yang baik adalah dengan menyerang.
Selain itu ganda adalah permainan yang mengandalkan kerja sama. Pukulan harus dirancang, kemudian mematikan lawan dengan pukulan hasil kerja sama.

Model, Variasi Gerak serta PenampilanPemain Bulutangkis Elite Indonesia
Keunggulan dan pencapaian prestasi puncak dalam olahraga bulutangkis, harus melalui proses pelatihan dalam kurun waktu lama. Aspek kontinuitas, aplikasi pelatihan yang sistematis, program pelatihan yang dirancang dengan baik, adanya dukungan sarana pelatihan yang memadai serta terciptanya suasana pelatihan yang menyenangkan, merupakan laktor-faktor pendukung yang selama ini tercipta di lembaga bulutangkis Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa contoh dan model suasana pelatihan yang menggambarkan betapa sistem pelatihan harus disikapi, dinikmati, dan disadari oleh peserta latih sebagai alat/sarana untuk mencapai prestasi puncak.
Sejarah perbulutangkisan Indonesia mencatat, banyak pemain yang memiliki ketrampilan yang baik dan satu dengan lainnya saling berbeda.
Tipe dan karakteristik serta gaya permainan Rudy Hartono, Lim Swie King, Icuk Sugiarto, Lius Pongoh, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, Ade Chandra, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Iie Sumirat, Ricky Soebagdja, Rexy Mainakai, Minarti Timur, Susy Susanti, dll, masing-masing kaya dengan varlasi pukulan yang berbeda. Ketrampilan itu diperoleh lewat proses pelatihan yang ketat.
"Jangan berpikir tentang hasil akhir yang dicapai, akan tetapi berpikirlah tentang proses latihan yang benar".
Variasi pukulan dalam pembinaan bulutangkis, sarat dengan penampilan gerak yang atraktif, konsentrasi dan ketrampilan teknik yang memukau.

Rabu, 10 Juni 2009

POWER SUPPLY



Gambar 1 : Rangkaian Penyearah Sederhana


Gambar 2 : Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh


Gambar 3 : Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Dengah Filter C



Gambar 4 : Bentuk Gelombang Dengan Filter Kapasitor




Gambar 5 : Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter C

Prinsip Kerja Catu Daya Linear

Perangkat Elektronika mestinya dicatu oleh Suplai Arus Searah DC (Direct Current) yang stabil agar dapat digunakan dengan baik. Baterai atau Accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah Sumber Bolak-Balik AC (Alternating Current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini disajikan prinsip rangkaian catu daya (Power Supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi.

PENYEARAH (RECTIFIER)

Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1 .Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.
( Gambar 1 : Rangkaian Penyearah Sederhana )
Pada rangkaian ini, dioda berperan untuk hanya meneruskan tegangan positif ke beban RL. Ini yang disebut dengan Penyearah Setengah Gelombang (Half Wave). Untuk mendapatkan Penyearah Gelombang Penuh (Full Wave) diperlukan transformator dengan Center Tap (CT) seperti pada gambar-2.
( Gambar 2 : Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh )
Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar.
( Gambar 3 : Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Dengah Filter C ) Gambar 3 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.
Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus I yang mengalir ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam.
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari Jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. seIni berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh, tentu saja fekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det. Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar-5 .
Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dari catu jala-jala listrik 220V/50Hz untuk Mensuplai Beban Sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang diperlukan sehingga Rangkaian ini memiliki Tegangan Ripple yang tidak lebih dari 0.75 Vpp.
C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF.
Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas dan tegangan kerja maksimum tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran catu daya. Anda barangkalai sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah tegangan ripple ini cukup mengganggu. Jika dipasaran tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor.

Gb. Rangkaian Power Supply Menggunakan IC Regulator 78xx






Gb. Rangkaian Power Supply Menggunakan IC LM 723





Gb. Rangkaian Power Supply Simetris Positif - Ground - Negatif

Sabtu, 06 Juni 2009

LED


LED (Light Emitting diode) merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi dayanya.

Bila LED diberi Tegangan Arah Maju, maka akan terjadi perpindahan elektron dari Ujung Katoda Menuju Ujung Anoda. Diantara Anoda & Katoda ini terdapat suatu ruang yang Sempit, Sehingga elektron harus Melompat untuk melewatinya. Dari loncatan inilah akan timbul Pancaran Cahaya yang sebanding dengan jumlah elektron yang meloncat.

Jumat, 05 Juni 2009

RESISTOR

Tabel 1. Kode Warna Resistor

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan Konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai Insulator.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat Resistif dan umumnya terbuat dari Bahan Karbon . Dari hukum Ohm diketahui, Resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel di Atas. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).
PEMBACAAN GELANG RESISTOR
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan Toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan Toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya Resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain Besar Resistansi adalah Besar Watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk Kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100W5W.

Gambar dibawah ini merupakan Rangkaian Pembagi Tegangan Beserta Dengan Rumus-Rumusnya Untuk Mencari V1 & V2. Sebenarnya Gambar Ini Juga Merupakan Rangkaian Seri Untuk Resistor.


KAMUS

KELISTRIKAN

AC → Alternating Current / Sumber Arus / Tegangan Bolak – Balik. ( ~ )
DC → Direct current / Sumber Arus / Tegangan Searah.
Akselerator → Alat Pemercepat Muatan Listrik.
Alternator → Dinamo Yg Menghasilkan Arus Bolak – Balik.
1 Ampere → Besarnya Kuat Arus Listrik Jika Pd Suatu Kawat Konduktor Dilalui Muatan Listrik Sebesar 1 Coulomb.
Anker → Alur Pada Silinder Besi Yg Merupakan Tempat Kumparan Pada Motor Listrik.
Arus Bolak – Balik → Arus Listrik Yg Arahnya Selalu Berubah Secara Periodik ( Berkala / Tetap )
Arus Searah → Arus Listrik Yg Arahnya Selalu Tetap.
Arus Eddy ( Arus Pusar ) → Arus Yg Timbul Dlm Suatu Logam Penghantar Yg Bergerak Dlm Medan Magnet.
Arus Listrik → Dianggap Sbg Aliran Muatan Positif Yg Bergerak Dr Potensial Tinggi Ke Potensial Rendah.Hal ini Mrpkn Anggapan Saja,Karena Yg Dpt Bergrk Dgn Bebas Adalah Muatan Negatif ( Elektron ) Sdgkan Muatan Positif ( Proton ) Tidak Dpt Bergrk.
Frekuensi Audio → Frekuensi Daerah Pendengaran Manusia ( 20 Hz – 20 KHz )
Beda Fase → Selisih Fase Antara Arus & Tegangan Pd Rangkaian Listrik AC.
( Selisih Fase Antara Dua Titik Yg Bergetar Harmonis ).
Beda Potensial → Selisih Tegangan Antara Ujung – Ujung Penghantar Yg Dialiri Arus Listrik.
Buzzer → Suatu Alat Penggetar Yg Menggunakan Arus Listrik,Menghslkan Suara Menderu Yg Terus – Menerus ( Alat Penderu / Sirine ).
Cahaya → Gelombang Elektromagnet Yg Merambat Tanpa Medium & Mempunyai Frekuensi Antara ( 4 x 1014 – 7,5 x 1014 Hz )
Cincin Belah / Komutator → Cincin Pd Dinamo Yg Berfungsi Sbg Penyearah Arus.
Daya Kuda → Satuan Daya Yg Disetarakan Dg Kekuatan Kuda,Biasanya Utk Mesin Yg Mempunyai Daya Besar.
Diamagnetic → Bahan Yg Tidak Dpt Dipengaruhi Magnet ( Bismut, Tembaga, Emas & Perak )
Ferromagnetic → Bahan Yg Sangat Kuat Dipengaruhi Magnet, Bahan Yg Biasanya Sbg Sumber Magnet Permanen ( Besi, Baja, Besi Silikon )
Dynamo / Generator → Pembangkit Tenaga Listrik / Alat Pengubah Energi Gerak Menjadi Energi Listrik.
Elektrokimia → Ilmu Yg Membahas Aksi Antara Sifat – Sifat Listrik Dg Reaksi Kimia.
Elektrolisis → Peruraian Ion – Ion Elektrolit Dg Energi Listrik.
Electromagnet → ( Magnet Listrik ) Magnet Yg Terjadi Akibat Arus Listrik.
Induksi / Imbas Elektromagnet → Gejala Terjadinya Arus Listrik Akibat Perubahan Medan Magnet. Arus Yg Terjadi Disebut Arus Induksi / Imbas.
Elemen Pemanas → Bagian Dr Alat Pemanas Listrik Yg Biasanya Terbuat Dr Kawat Halus / Pita Kecil ( Nikelin, Konstantan & Nikrom ) Yg Dililitkan.
Energi Potensial Listrik → Usaha Utk Memindahkan Muatan Listrik Dr Tak Terhingga Ke Titik Itu.
Sudut Fase → Sudut Yg Ditempuh Selama Titik Bergetar Harmonis.
Filamen → Kawat Kecil Yg Digulung Spt Spiral, Yg Merupakan Bahan Kawat Bohlam Listrik ( Wolfram )
Fluk → Garis – Garis Gaya.
Fluk Magnetik → Jumlah Garis – Garis Gaya Magnet Yg Dilingkungi Oleh Suatu Luasan.
Garis – Garis Gaya Magnet → Garis – Garis Khayal Pd Magnet Yg Menunjukan Kuat Medan Magnet. Arah Garis – Garis Gaya Magnet ini Jika Diluar Magnet Arahnya Dr KU ke KS, Sedangkan Jika Didlm Magnet Dr KS ke KU.
Gaya Gerak Listrik → Beda Potensial Antara Ujung – Ujung Konduktor Sebelum Dialiri Arus Listrik.
GGL Bolak – Balik → Beda Potensial Yg Ditimbulkan Oleh Generator Arus Bolak – Balik.
GGL Induksi → Beda Potensial Yg Ditimbulkan Akibat Perubahan Banyaknya Garis – Garis Gaya Magnet. ( Batang Magnet Yg Digrk – Grkan Keluar Masuk Kumparan, Akan Menimbulkan GGL Induksi / Imbas, Sedangkan Arus Yg Terjadi Disebut Arus Induksi )
Hambatan Dalam → Hambatan Yg Dimiliki Alat Listrik / Sumber Tegangan Itu Sendiri.
Hukum GGL Induksi → Besarnya GGL Induksi Bergantung Pd Kecepatan Perubahan Grs – Grs Gaya Magnet . Makin Cepat Perubahanya Makin Besar Pula GGL Yg Ditimbulkanya.
Satuan GGL Adalah VOLT.
Hukum Kekekalan Energi → Energi Tdk Dpt Diciptakan & Tdk Dpt Dimusnahkan, Energi Hanya Dpt Diubah Dr Bentuk Satu Ke Bentuk Yg Lain, Energi Itu Kekal Adanya.
Hukum Kirchhoff → Tentang Jaringan.
1. Jumlah Kuat Arus Yg Menuju Percabangan Sama Dg Jumlah Kuat Arus Yg Meninggalkanya.
2. Dalam Rangkaian Tertutup Jumlah Aljabar Gaya Gerak Listrik ( E ) Sama Dg Jumlah Aljabar Penurunan Potensialnya.

Rheostat / Hambatan Geser → Hambatan Yg Bisa Diatur Dg Cara Menggeser Saklar Menurut Kebutuhanya.
Definisi Henry → Induktansi Dinyatakan 1 Henry Apabila Perubahan Kuat Arus 1 A Tiap Detik Menyebabkan GGL Induksi 1 Volt.
Impedansi → Jumlah Hambatan Secara Vektor Pd Rangkaian Arus Bolak – Balik / AC.
Induksi ( Influensi ) → Pengaruh Benda Yg Bermuatan Listrik / Magnet, Shg Benda Lain Yg Netral Dpt Bersifat Magnet / Bermuatan Listrik.
Arus Induksi → Arus Listrik Dlm Konduktor Yg Disebabkan Oleh GGL Akibat Perubahan Medan Magnet
Disekelilingnya.
Inductor → Kumparan Yg Digunakan Utk Mendapatkan Tegangan Tinggi.
Intensitas → Ukuran Kecepatan Perpindahan Energi Oleh Gelombang ( Satuanya = Watt / m2 )
Induksi Magnet → Kuat Medan Magnet Disuatu Titik Dlm Medan Magnet Akibat Arus Listrik.
Rangkaian Induktif → Rangkaian Bolak – Balik Yg Dihubungkan Dg Induktor.
Reaktansi Induktif → Hambatan Yg Ditimbulkan Oleh Kumparan ( Induktor ) Pd Arus Bolak – Balik.
Reaktansi Kapasitif → Hambatan Yg Ditimbulkan Oleh Kapasitor Pd Arus Bolak – Balik.
Pemanasan Joule → Panas Yg Timbul Akibat Hambatan Listrik Suatu Penghantar Yg Dilalui Arus.
Kalor → Salah Satu Bentuk Energi Yg Mengakibatkan Naiknya Suhu Suatu Benda.
Konduksi → ( Hantaran ) Proses Transfer Energi Melalui Suatu Bahan Tanpa Gerak Dari Suatu Bahan Itu Sendiri. Kecepatan & Perpindahan tsb Tergantung Dr Panjang , Luas Penampang, Suhu & Jenis Material ( Konduktor ).
Konveksi → ( Perpindahan / Aliran ) Hantaran Kalor / Energi Yg Disertai Perpindahan Molekul Zat.
Kuat Medan Listrik → Besarnya Gaya Listrik PerSatuan Muatan.

RUMUS – RUMUS

Kuat Arus Listrik → Jumlah Muatan Listrik Yg Lewat Suatu
Penghantar Tiap Detik.

I = Q / t
I → Kuat Arus Listrik ( Ampere )
Q → Jumlah Muatan ( Coulomb )
t → Waktu ( Detik )

Daya → Usaha Per Satuan Waktu.

P = W / t
P = Daya ( Watt )
W = Usaha ( Joule )
t = Waktu ( Detik )

Hambatan Jenis → Hambatan Yg Terdapat Pd Penghantar Tiap
Satu Satuan Panjang.

ρ = R . A / L
ρ = Hambatan Jenis ( Ohm )
R = Hambatan ( Ohm )
A = Luas Penampang Penghantar ( m2 )
L = Panjang Penghantar ( m )

Hambatan Pada Suatu Kawat Penghantar Tergantung Pada :

a. Luas Penampang Penghantar.
b. Panjang Penghantar.
c. Hambatan Jenis.

R = ρ . L / q
ρ = Hambatan Jenis ( Ohm )
R = Hambatan ( Ohm )
q = Luas Penampang Penghantar ( mm2 )
L = Panjang Penghantar ( m )

Hambatan Listrik → Hambatan Yg Terjadi Pd Rangkaian Listrik.

HUKUM OHM.
Besarnya Hambatan Listrik ini Sebanding Dg Beda Potensialnya
( VOLT ), Serta Berbanding Terbalik Dg Kuat Arusnya.

R = V / I
I = V / R
V = I . R

Impedansi → Jumlah Hambatan Secara Vektor Pd Rangkaian Arus
Bolak – Balik / AC.

1. Impedansi Rangkaian Seri R & L : Z = √ R2 + XL2
2. Impedansi Rangkaian Seri R & C : Z = √ R2 + XC2
3. Impedansi Rangkaian Seri R – L & C : Z = √ R2 + ( XL – XC ) 2

Kapasitas Kapasitor → Perbandingan Antara Besarnya Muatan
Salah Satu Keping Kapasitor Dg Beda
Potensial Antar Keping – Keping tsb.

C = q / V
C = Kapasitas Kalor ( Coulomb / Volt )
q = Muatan ( Coulomb )
V = Beda Potensial ( VOLT )

Reaktansi Induktif → Hambatan Yg Ditimbulkan Oleh Kumparan /
Induktor Pd Arus Bolak-Balik ( AC )

XL = ω.L
XL = 2.π.f.L
ω = 2.π.f

Reaktansi Kapasitif → Hambatan Yg Ditimbulkan Oleh Kapasitor Pd
Arus Bolak – Balik.

XC = 1 / ω.C
XC = 1 / 2.π.f.C
ω = 2.π.f

RUMUS OSCILOSCOPE

Gb. Tampilan Panel Osiloscope


Gb. Cara Kalibrasi Osiloscope
( Ch 1 Di Hubungkan Ke CAL )



Oscilloscope adalah Alat Ukur yang mana dapat menunjukkan kepada Anda 'Bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan Grafik dari Tegangan terhadap Waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu.Sebuah graticule setiap 1cm grid membuat anda dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (screen).
Sebuah Grafik, biasa disebut Trace / Jejak, tergambar oleh pancaran electron menumbuk lapisan phosphor dari layar menimbulkan pancaran cahaya, biasanya berwarna hijau atau biru. Ini sama dengan penggambaran pada layar televisi.
Sebuah Oscilloscope Dual Trace dapat menampilkan Jejak Rangkap / Dua pada layarnya, Untuk Mempermudah Pembandingan Sinyal Input dan Output dari sebuah Amplifier sebagai contohnya.

Gb. Osiloscope


Sebelum kita menggunakan Osiloscope terlebih dahulu kita Cek Ketepatan Dari Osiloscope tersebut ( KALIBRASI ).
Cara PengKALIBRASIan Osiloscope :
1. Jangan Lupa Probe / Kabel Penghubung kita Masukan Ke Input ( Chanel 1 / Chanel 2 )
2. Hidupkan Power Osiloscope.
3. Atur Intensitas Cahaya & Fokus-nya Biar Gambar Pada Osiloscope Enak DiLihat.
4. Volt/Div & Time/Div-nya DiAtur Juga Biar Dalam PengKALIBRASIan Dapat DiHitung.
5. Kemudian Salah satu ujung probe ( Probe Ch 1 atau 2 ) kita hubungkan pada tempat Calibrasi ( Biasanya tertulis CAL )
6. Setelah gambar gelombang ( Biasanya Gelombangnya Berbentuk Gelombang Kotak ) telah tampil pada layar Osiloscope baru dapat kita hitung Frekuensi & Volt Peak to Peak dengan rumus dibawah ini.

1. MENGHITUNG FREKUENSI :
Untuk Menghitung Frekuensi Gelombang Pada Tampilan Layar Osiloscope, Kita Harus Mengetahui Dulu Periodenya Berapa?Baru Dapat menghitung Frekuensinya.Dengan Rumus Sbb:
PERIODE : T = Div Horisontal x Time/Div
FREKUENSI : F = 1/T

2. MENGHITUNG TEGANGAN PUNCAK KE PUNCAK :
Untuk Menghitung Tegangan Puncak Ke Puncak ( Vpp ) Jangan Lupa Kita Harus Mengetahui Skala Pada Volt/Div Nya Dulu Berapa Volt & Juga Tegangan Puncak Ke Puncaknya Berapa Div ( Div Vertikal ).Untuk Menghitung Vpp Kita Gunakan Rumus Sbb :

VOLT PEAK TO PEAK : Vpp = Div Vertikal x Volt/Div


Fungsi Dari Tiap-Tiap Tombol Pada Osiloscope :
1. POSITION : Untuk mengatur posisi berkas signal arah vertical untuk channel 1.
2. DC. BAL : Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel 1(atau Y ), Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel diputar.
3. INPUT : Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga digunakan untuk Kalibrasi. 4. AC ? GND ? DC Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa diukur melalui Posisi ini, karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor. Posisi GND = Terminal ini terbuka dan berkas merupakan garis nol/lived nol. Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.
5. VOLT/DIV : Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
6 VARIABLE : Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1 (Y). pada putaran maksimal Ke arah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.
7 MODE (CH 1, CH 2, DUAL, ADD, SUB) CH 1 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada layar hanya ada satu. CH 2 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH Article Source: Forum Komunitas Teknisi Ponsel Indonesia Pengenalan Perangkat Osiloscope2 dan berkas yang nampak pada layar hanya satu. DUAL : Yaitu suatu posisi switch apabila hendak mengunakan CH 1 dan CH 2 Secara bersamaan, dan pada layar pun akan tampak dua berkas. ADD : Bentuk gelombang dari kedua channel masukan yang dapat dijumlahkan Secara aljabar dan penjumlahannya dapat dilihat dalam bentuk satu Gambar. SUB : Masukan dengan polaritas terbaik pada CH 2, ditambah masukan CH 1, Maka perbedaan secara aljabar akan tampak satu gambar pada layar. Article Source: Forum Komunitas Teknisi Ponsel Indonesia Pengenalan Perangkat OsiloscopeApabila CH 1 tidak diberi signal masukan, maka bentuk gelombang Dengan polaritas terbaik dari channel 2 akan tampak.
8. LED PILOT LAMP : Lampu indicator untuk power masuk, apabila switch ILLUM diputar ke on.
9. ILLUM : Bila diputar berlawanan jarum jam maksimum, maka power AC akan mati dan jika Ke kanan, maka power AC akan masuk dengan ditandai LED pilot lampu menyala.
10. INTENSITY : Untuk mengatur gelap atau terangnya berkas sinar supaya enak pada penglihatan. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan apabila diputar ke kanan akan membuat terang
11. FOCUS : Untuk memperkecil/menebalkan berkas sinar atau garis untuk mendapatkan Gambar yang lebih jelas.
12. ASTIG : Pengaturan astigmatisma adalah untuk memperoleh titik cahaya yang lebih baik Ketika menyetel FOCUS
13. EXT-TRIG : Terminal dari sinkronisasi eksternal tegangan eksternal yang lebih dari IV peak To peak harus menggunakan switch SOURCE di set pada posisi EXT.
14. SOURCE : Sakelar dengan tiga posisi untuk memilih tegangan sinkronisasi. CH 1 : Huruf akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH 1. Jika menggunakan CH 1 hendaklah switch source ditetapkan pada CH 1. CH 2 : Sweep akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH 2. apabila Menggunakan CH 2 hendaknya switch source diletakkan pada CH 2. Sweep CH 1 dan CH 2 akan sikron pula pada saat menggunakan DC/AC. EXT : Sweep akan sikron dengan masukan signal dari luar melalui Terminal EXT + TR 16 (19).
15. SYNC : Sakelar pemisah sinkronisasi. 15. LEVEL; Meengontrol sync level adalah mengatur phase sync untuk menentukan bentuk titik awal gelombang signal.
16. PULL AUTO Dengan mencabut pemutar level sweep akan sedikit terganggu.bentuk gelombang - tidak diam selama tidak menggunakan signal trigger,yang nampak hanyalah garis lurus dan ini akan terjadi bila signal teriger masuk.
17 POSITION. Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar ( posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan menarik knop ,bentuk gelombang dilipatkan 5 Kali lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing mungkin.
18. SWEEP TIME /DIV; Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu priode atau pun square trap Cm (div ) sekitar 19 tingkat besaranyang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5 second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum jam.perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH.secara otomatis dari sini.Pembacaan kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh se arah jarum jam.
19. VARIABEL; Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran maksimum arah jarum jam. ( CAL ) tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .
20. CAL IV PP Yaitu terminal untuk mengkalibrasi voltage frequency chanel 1 dan chanel 2 Dimana untuk frequency 1 Khz tegangan harus 1 volt P-P.
21. AC VOLTAGE SELECTOR ; Untuk menyetel tegangan listrik 110 Volt atau 220 Volt.
22. INT MOD Teminal intensitas Brightness

OSILOSKOP
Osiloskop berguna untuk: melihat tingkah laku tegangan gelombang secara visual, ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop .
1) Gelombang sinusoida
2) Gelombang blok
3) Gelombang gigi gergaji
4) Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahaami tombol-tombol yg ada pada pesawat perangkat ini,seperti telah diutarakan diatas. Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu.
Untuk mengukur: Volt dari (tiap jenis tegangan gelombang.)
Besaran gelombang frequency
Betuk gelombang frequency.
W a k t u ( time )
F a s a Tegangan tinggi maksimum
Tegangan tinggi minimum.
Lengkung dan cacat modulasi ( audio )
Cara menghitung frequency tiap detik.
Dengan rumus sbb ;
F = 1/T
F = freq
T = waktu
Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya?.

* ) Instruksi Kerja Pengkalibrasian Osiloscope :

  1. Masukan Kabel Power Pada Socket In Put 220 V Yang Terdapat Pada Bagian Belakang Osiloscope.
  2. Masukan Socket Probe Osiloscope Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
  3. Masukan Kabel Power ( Steker ) Pada Stop Kontak.
  4. Atur MODE Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
  5. Atur COUPLING Pada AC / DC & SOURCE Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
  6. Hidupkan Osiloscope Dengan Menekan Tombol Power & Lampu Indikatorpun Akan Menyala.
  7. Kalau Di Layar Osiloscope Belum Ada Tampilan Garis Horisontal Maka Atur HOLDOFF Pada Posisi AUTO & Pada LEVEL Tombol LOCK Di Tekan.
  8. Setelah Ada Tampilan Garis Horisontal Pada Layar Osiloscope Atur Focus & Intensitas Cahaya Agar Tampilan Gelombang Enak Di Lihat.
  9. Hubungkan Ujung Probe Osiloscope Pada Calibrasi ( CAL ), Maka Pada Layar Akan Tampil Gambar Gelombang ( Gelombang Kotak ).
  10. Atur Posisi Vertikal & Horisontal Gelombang Agar Mudah Dalam Melakukan Penghitungan ( Perioda, frekuensi & Volt Peak to Peak ) Untuk PengKalibrasian Osiloscope.
  11. Atur Volt / Div Pada Posisi 1 V & Time / Div Pada 0,5 mS ( .5 mS ).
  12. Tinggi Gelombang Harus 2 Div Karena Pada Kalibrasi Tercatat 2 Vpp, Kalau Tidak Sampai 2 Vpp Atur Variable Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ) Untuk Mengatur Tinggi Gelombang Agar Mencapai 2 Vpp.
  13. Panjang 1 Gelombang Penuh Harus 2 Div Horisontal.
  14. Untuk Menghitung Perioda Menggunakan Rumus :

T = Div Horisontal x Time / Div

= 2 Kotak x 0,5 mS

= 2 x 0,5 . 10-3

= 1 . 10-3 S

  1. Untuk Menghitung Frekuensi Menggunakan Rumus :

F = 1

T

= 1

1 . 10-3

= 1000

1

= 1000 Hz ( 1 KHz )

  1. Untuk Menghitung Volt Peak to Peak Menggunakan Rumus :

Vpp = Div Vertikal x Volt / Div

= 2 Kotak x 1 V

= 2 Vpp

  1. Karena Pada Kalibrasi ( CAL ) Tertulis 2 Vpp & 1 KHz Maka Untuk Penghitungan Di Atas Menandakan Osiloscope Sudah Sesuai Dalam Pengkalibrasian.


Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian.


Tujuan kalibrasi
• Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrumen ukur.
• Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.


Manfaat kalibrasi
Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya


Kamis, 04 Juni 2009

MULTIMETER

Gb. Multimeter Digital

Gb. Multimeter Digital ( Sanwa )


Gb. Multimeter Analog ( Sanwa )




Multimeter adalah alat test yang sangat berguna. dengan mengoperasikan sakelar banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah dijadikan sebagai sebuah Voltmeter, sebuah Ammeter atau sebuah Ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan ( disebut 'range' ) pada setiap range mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa multimeter mempunyai kelebihan tambahan layaknya sebagai range pengukur transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi.

1. MULTIMETER ANALOG :

Meter-meter Analog mengambil sedikit tenaga dari rangkaian yang diuji untuk mengoperasikan jarum penunjuknya. Alat harus bersensitivitas tinggi setidaknya 20k /V atau memposisikan pembenahan pembacaan untuk rangkaian yang diuji. Cermati pada sesi dibawah ini Sensitivitas untuk telitinya.

Battery didalam meter untuk menyediakan jangkah pengukuran resistansi, akan habis dalam masa tahunan tetapi membiarkan meter pada jangkah pengukuran resistansi akan membuat batteray terus bekerja sampai habis.

Jangkah rata-rata multimeter analog Biasanya ( Nilai Teganagan & Arus adalah Nilai Max setiap Jangkah Ukur ) :

Tegangan DC: 0.5V, 2.5V, 10V, 50V, 250V, 1000V.
Tegangan AC: 10V, 50V, 250V, 1000V.
Arus DC: 50µA, 2.5mA, 25mA, 250mA. Jangkah ukur arus tinggi hilang pada tipe meter ini.
Resistansi: 20 , 200 , 2k , 20k , 200k .

Merupakan ide yang bagus untuk multimeter analog meletakkan jangkah tegangan DC layaknya 10V ketika tidak digunakan, Adalah agar tidak rusak oleh pemakaian yang kurang Hati - Hati, dan mudah diubah kemanapun sesuai yang diinginkan!

Sensitivitas Dari Multimeter Analog
Multimeter harus berada pada sensitivitas tinggi setidaknya 20k /V dengan kata lain jangkah tegangan DC berada sangat rendah perlu pembenaran pembacaan. Untuk memenuhi pembacaan yang benar ( Valid ) Resistansi meter harus sepuluh kali resistansi alat yang diukur (lakukan ini , nilai lebih tinggi dekat dengan dimana meter dihubungkan). anda dapat menaikan resistansi meter dengan memilih jangkah ukur yang lebih tinggi ,tetapi akan mendapatkan pembacaan dengan akurasi yang sangat rendah!

Pengukuran Arus dan Tegangan Dengan Multimeter :
Pilih jangkah ukur dengan lebih besar dari dengan pembacaan yang masih dapat dilakukan.
Sambungkan meter, yakinkan sambungan pada sisi yang benar. Meter Digital akan selamat pada penyambungan terbalik, tetapi meter analog mungkin menjadi rusak.
Jika pembacaan melampaui skala : sesegera mungkin lepaskan dan pilih jangkah ukur yang lebih tinggi.

Multimeter Sangat Mudah Rusak oleh Perlakuan Yang Kurang Berhati-hati mohon diperhatikan hal ini:
a. Selalu melepas meter sebelum memindah jangkah ukur.
b. Selalu periksa letak jangkah sebelum dihubungkan kerangkaian.
c. Jangan membiarkan jangkah ukur pada pengukuran arus (kecuali saat pembacaan ukuran).
d. Jangkah pengukur arus paling besar resiko kerusakannya karena berada pada resistansi
rendah .

Pembacaan Skala Analog :

Tilik penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang berhubungan. Untuk beberapa jangkah ukur anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau 100 seperti ditunjukan pembacaan dibawah ini. Untuk jangkah ukur Teganagn AC Gunakan Tanda Merah sebab Calibrasi Skala Sedikit Geser.

Contoh Pembacaan skala :

Jangkah Ukur DC 10V : 4.4V ( Baca Langsung Skala 0-10 )
Jangkah Ukur DC 50V : 22V ( Baca Langsung Skala 0-50 )
Jangkah Ukur DC 25mA : 11mA ( Baca 0-250 dan Dibagi Dengan 10 )
Jangkah Ukur AC 10V : 4.45V ( Gunakan Skala Merah, Baca 0-10 )


Pengukuran Resistansi Dengan Multimeter :

Untuk Pengukuran resistansi komponen, harus tidak terhubung pada sebuah rangkaian. jika anda mencoba mengukur komponen dalam rangkaian anda akan mendapati kesalahan pembacaan, ( Termasuk Jika Catu Daya Tidak Dilepas ) akan merusak multimeter.

# ) Cara yang digunakan setiap meter sangat berbeda maka perlu latihan yang
dipisahkan:

A. Pengukuran resistansi dengan DIGITAL Multimeter :

Letakan jangkah ukur resistansi yang mungkin lebih besar dari yang ada. Perhatikan penampil menunjukan "off dari skala" ( Biasanya kosong atau 1 pada sisi kiri ). Jangan kuatir ini tidak salah, itu benar - resistansi udara sangat tinggi !
Sentuhkan ujung pengukur meter bersama dan periksa apakah terbaca nol. jika tidak nol, putar sakelar ke 'Set Zero' jika tidak coba lagi.
Letakkan ujung penduga ke komponen. Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan!

B. Pengukuran Resistansi Dengan Multimeter ANALOG :

Skala resistansi meter analog normalnya berada paling atas, skala ini tidak umum sebab pembacaannya terbalik dan juga tidak linear (pada pembagianya). Ini tidak menguntungkan, tetapi ini terjadi karena kerjanya meter.
Letakan jangkah ukur resistansi yang paling sesuai. Pilih jangkah ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala.
Sebagai contoh: dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar 50k pilih × 1k range.
Pegang ujung pengukur meter bersama dan tepatkan pengaturan didepan yang biasanya ditandai "0 ADJ" putar sampai jarum menunjukan Nol ( Ingat Skala 0 Bagian Kanan ). jika tidak dapat ditera pembacaan Nol, maka Batteray didalam meter perlu diganti.
Letakkan penduga pada simpangan komponen . Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan!

Skala Multimeter Analog
Skala resistansi terletak paling atas, catat dibaca secara terbalik dan tidak linier (termasuk jaraknya).
Pembacaan skala resistansi
untuk resistansi gunakan skala lebih tinggi, tidak hanya itu dia dibaca terbalik dan tidak linear ( termasuk jaraknya ).
Tilik peletakan sakelar jangkah sehingga anda tahu berapa pengalinya untuk pembacaan .

Pengujian DIODA dengan Multimeter DIGITAL :

  • Multimeter Digital mempunyai kekhususan untuk mengukur dioda , biasanya diberi penandaan simbol dioda.
  • Hubungkan ujung Merah (+) ke Anode dan Hitam (-) ke Cathode. Dioda seharusnya sambung / terhubung dan meter akan menampilkan nilai ( Biasanya Tegangan yang Melintasi Dioda dalam mV, 1000mV = 1V ).
  • Pembalikan sambungan. Pada saat ini dioda seharusnya tidak sambung sehingga meter menampilkan "off the scale" ( Biasanya Kosong atau Sebuah 1 Pada Sisi Kiri Layer ).

Pengujian Sebuah DIODA Dengan Multimeter ANALOG :

  • Letakan multimeter analog kejangkah ukur resistansi rendah seperti × 10.
  • Secara Dasar perlu dicatat Polaritas Ujung Ukur Multimeter Analog adalah Kebalikan Dari Jangkah Ukur Resistansi, sehingga Probe Hitam adalah Positive (+) dan Probe Merah adalah Negative (-)! Ini tidak menguntungkan, tetapi begitulah meter bekerjanya.
  • Hubungkan ujung Warna Hitam (+) ke Anode dan Warna Merah (-) ke Cathode. Dioda harus menghatar / tersambung & Meter menunjukan Resistansi Rendah ( Nilai PastinyaTidak Berhubungan ).
  • Balik sambungan ini. sebuah Diode tidak tersambung dengan cara ini sehingga meter menunjukan Resistansi tak terhingga ( infinite ) / (berada pada sisi kiri skala).

* ) Cara Penggunaan Multimeter Digital Pada Pengukuran Dioda :


  1. Atur Jangkah Pada Pilihan Simbol Dioda.
  2. Bila Pada Layar Belum Tampil Gambar Simbol Dioda Maka Dapat Diatur Dengan Menekan Tombol SELECT Sampai Muncul Simbol Dioda.
  3. Hubungkan Probe HITAM Pada Catoda & Probe MERAH Pada Anoda.
  4. Pastikan Bahwa Pada Layar Menunjukan Drop Tegangan Maju Dioda ( Forward )
  5. Apabila Pengukuran Di balik ( Probe HITAM Pada Anoda & Probe Merah Pada Catoda ) Maka Pada Layar Akan Tercatat “ OL “ ( Reverse )
  6. Setelah Selesai Dalam Melakukan Pengukuran, Lepaskan Probe Dari Dioda Yang Diukur.


* ) Cara Penggunaan Multimeter Digital Pada Pengukuran Resistansi :


  1. Atur Jangkah Pada Pilihan Simbol Ohm ( Ω ).
  2. Bila Pada Layar Belum Tampil Gambar Simbol Ohm ( Ω ) Maka Dapat Diatur Dengan Menekan Tombol SELECT Sampai Muncul Simbol Ohm ( Ω ).
  3. Hubungkan Probe HITAM & Probe MERAH Pada Resistor Yang Akan Diukur Resistansinya ( Probe Di Bolak – Balik Tidak Masalah )
  4. Setelah Probe Terhubung Maka Di Layar Akan Tampil Hasil Dari Resistansi Resistor.